Ceritanya di musim panas 2020 ini Finlandia sedang booming: Buah Blueberry!
Tag: RESEP
Resep ini sebenarnya gampang banget dan kerja kerasnya paling cuma 15 menit. Paling lama sih nunggunya aja hahaha!
Kesulitannya kalau di Indonesia mungkin menemukan tepung-tepungnya yang sukar ditemukan di toko biasa. Setahuku bisa ditemukan di online shop.
Aku menggabungkan 2 tipe tepung agar teksturnya lebih halus dan nggak terlalu berasa seperti karton yang keras.
Akhir-akhir ini Finlandia dibanjiri segala macam bahan makanan yang dicap sebagai “Super Food”. Pomegranate yang adalah buah delima, salah satunya. Aku ingat pohon pomegranate tetanggaku di Indonesia dulu yang berwarna merah menarik hati. Senang sekali buah masa kecilku ini ternyata gampang dicari di sekitaran Helsinki. Nah, kemarin lusa aku beli banyak dan akhirnya pada akhir pekan, biji delima yang sedang menganggur dikulkas itu bikin aku bisa bereksperimen lagi dengan baking. Eh kebetulan ada apel juga. Dua jenis buah yang kecutnya mantap nih kalau apel dan delima dijadikan satu, batinku.
Klop sudah!
Lagipula suami selalu malas makan buah-buahan mentah, jadi inilah dia resep eksperimen demi bersih-bersih kulkas sekalian bikin yang tersayang mau makan buah-buahan!
Bahan-Bahan :
Postingan ini hampir saja menghilang dari ingatanku karena kesibukan. Untung kebiasaan me time tiap hari minggu memunculkan kembali hasrat untuk menuliskannya. Ikan herring yang amisnya kuat ini luar biasa sedapnya kalau dipadu dengan rempah khas Indonesia. Sebagai informasi aja kalau konsumsi ikan herring ini dibatasi karena mengandung sekian persen racun lingkungan. Tapi memang ikan ini munculnya musiman aja jadi nggak masalah buatku.
Resep steak ini ini cukup untuk 2 porsi, beraroma rempah dan Rare Medium.
Bahan – bahan :
- 375 gr Daging Sapi Sisäpaisti/ Sirloin
- 3 sdm Oivariini yaitu gabungan margarine & butter (put in micro for 10 second) + 1 sendok putih garlic flakes (crushed into powder) aduk rata lalu taruh dikulkas dalam wadah tertutup. Inilah Garlic Oivarini dingin a la kami 😉
Pada dasarnya yang aku bikin ini bukan Pepes karena teknik masaknya beda jauh. Kalau Pepes harus dibungkus daun pisang dan dikukus atau dipanggang diatas arang. Tapi bumbu-bumbu yang aku pakai adalah bumbu Pepes semirip mungkin dengan bahan-bahan yang aku temukan di Finlandia, seperti biasa memakai substitute atau pengganti. Tekniknyapun aku pakai seadanya diapartemenku. Ada oven, ya pakai oven. Adanya mangkuk Souffle, ya pakai mangkuk itu.
Kenapa sih aku begitu getolnya memakai pengganti? Karena sedang berusaha mengurangi carbon footprint plus harganya lebih murah. Berusaha mengonsumsi apapun yang diproduksi locally dan sedang musim. Karena tinggalnya di Finlandia, akupun pakai yang ada di Finlandia aja. Pepes inipun rasanya tetap tajam buatku, enak kata temen-temen Indonesia yang tinggal disini. Jadi, cuss ah coba aja! Resep ini bisa disajikan untuk 7 orang dan cuma habis sekitaran 6 euro.
Siapapun tahu kalau menggoreng dengan minyak yang banyak itu mudah, di Indonesia. Sementara kalau di Finlandia, jangan harap bisa sama seperti itu ya! Kenapa? Karena minyak goreng bekas adalah salah satu limbah yang paling berbahaya. Masyarakat di Finlandia amat peduli lingkungan dan pembuangan limbah minyak memiliki prosedur rumit yang bikin capek jiwa raga.