Bagi orang yang sering punya masalah perut seperti saya, bagian santap menyantap ini boleh dibilang prioritas kedua setelah prioritas tiket perjalanan. Dulu saya tidak boleh terlambat makan, terlalu stres atau minum soda. Meski kini membaik, bolehlah saya bagikan beberapa tips untuk mencegah masalah perut ini. Tanyakan 6 pertanyaan ini saat merencanakan perjalanan :
- Naik alat transportasi apa? Kalau naik kereta api di Indonesia bisa bawa bekal makanan atau beli didalam kereta (Udah tahu belum kalau sekarang naik kereta di Indonesia udah bersih dan nyaman?!). Kalau naik pesawat, lihat di tiketnya ada keterangan meal atau tidak. Standarnya sih snack berupa roti atau permen. Nah saya pribadi sampai sekarang masih menghindari minum soda dan kopi dalam penerbangan lebih dari 3 jam. Air mineral adalah andalan saya satu-satunya meski seringnya pramugari/pramugara Singapore Airlines rada jutek melayani permintaan saya itu ,
- Berapa lama perjalanan? Kalau lebih dari 6 jam mending bawa roti, cokelat, snack bar, atau cemilan non gula. Kalau hanya sejam dua jam sih permen aja udah cukup. Kalau sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan, andalan saya adalah mi instan, dendeng kering, sosis instan, kornet, sambal sachet , kadang malah bawa mini rice cooker hihihihi .. Nah khusus untuk yang instan-instan itu untuk kondisi yang terbilang darurat, mi instan dalam jumlah terbatas benar-benar penyelamat. Tapi saya harus imbangi juga dengan mengonsumsi sayur dengan beli salad tanpa dressingnya. Salad bisa didapatkan di minimarket, seven-eleven, atau warung lokal yang bersih. Intinya harus pandai-pandai mendengarkan kebutuhan badan sendiri karena perjalanan selalu bikin capek. Sedikit tambahan saja, Dr. Oz menyarankan buang air besar setiap hari, jadi imbangi makanan instan dengan serat dan sayur (atau buah-buahan) ,
- Berapa dana anda untuk bepergian? Kalau terbatas, bekal berupa kering tempe, abon, roti, atau snack bar. Kalau dana berlebih, lebih baik beli di restoran hotel yang kebersihannya terjamin. Sekalian mencoba kuliner lokal, kenapa tidak?! Bahkan membawa bekal makanan kadang bisa merepotkan ,
- Bagaimana situasi keamanan di wilayah yang akan saya datangi. Persiapan antara ke Thailand dengan persiapan ke Norwegia tuh beda jauh. Selain beda cuaca (yang mempengaruhi mutu makanan yang akan saya bawa), dua negara ini juga beda tingkat kriminalitasnya. Kalau ke Norway bisalah jalan-jalan dengan bawa cemilan dengan santainya. Saat musim dingin, roti bisa bertahan 4 hari lebih. Sedangkan di Thailand, meski relatif aman tetap harus ekstra waspada, karena cuaca panas bikin makanan cepat basi dan karena tingkat kriminalitasnya relatif lebih tinggi. Usahakan selalu hati-hati saat dalam kendaraan umum, menenteng bungkusan makanan bisa menghalangi kita membela diri saat dalam posisi terdesak ,
- Dimana bisa mendapatkan makanan & minuman dalam perjalanan tersebut? Kalau bisa sebelum melakukan perjalanan, saya mencari tahu detil tentang rute yang akan saya lalui. Apakah berhenti di terminal yang bersih, apakah melewati warung yang bersih, dan seterusnya. Kalau ke Jepang sih jalan-jalan bisa santai karena dimana-mana ada vending machine yang menjual beragam makanan dari nasi kepal (onigiri) sampai sushi. Nah kalau ke hutan ya musti bawa makanan sendiri (kadang bawa kompor sendiri loh). Sementara kalau ke Australia, hampir semua bekal makanan kecuali mi instan biasanya kena razia trus dibuang sama petugasnya pas mau naik pesawat karena keamanan mereka adalah diantara yang paling ketat sedunia. ,
- Bepergian dengan siapa? Berdasar pengalaman saya, teman seperjalanan juga menentukan menu makanan dan keberhasilan trip kita. Kalau bawa anak kecil naik pesawat misalnya, membawa permen, cokelat, atau jajan itu amat penting agar mereka nyaman saat landing dan take off. Juga apakah teman kita boleh makanan non-halal atau tidak.
- Belajar untuk mengonsumsi makanan pengganti nasi, iya benar, nasi BUKAN suatu makanan yang wajib dimakan setiap hari. Seperti iklan layanan masyarakat itu, memang benar himbauan pemerintah bahwa orang (Indonesia, khususnya) tidak harus makan nasi setiap hari (meski biasanya malah banyak yang merasa harus makan nasi 3x sehari seperti saya dahulu kala huahahaha *plak!). Malah karena kandungan gulanya yang tinggi, kita sering lapar lagi setelah 2-3 jam makan nasi. Nah satu produk paling mantap kala bepergian buat saya adalah energy bar. Di Indonesia merk yang terkenal dari snack bar ini adalah soyjoy dan fitbar. Energy bar ini makanan favorit saya saat lagi bertualang! Ringan dibawa, mengenyangkan dan harganya sangat murah. Eits, nggak promosi ya!
- Kemanapun travellingnya, saya selalu membawa tempat minum saya sendiri. Kebiasaan membawa air putih sejak TK yang ditanamkan ibu saya dulu ternyata jadi kebiasaan positif sampai dewasa. Sampai menikahpun suami yang bukan orang Indonesia sangat mengapresiasi kebiasaan saya ini. Kalaupun mau masuk pesawat, airnya saya buang trus bisa diisi lagi ditengah perjalanan. Biar kata orang malu-maluin, tapi jaman sekarang malah banyak botol minum yang trendi loh. Nggak mungkin lagi bikin malu bawa botol minum sendiri, bro. Malah di Finlandia, musim panas bisa jadi menyiksa kalau nggak sering-sering minum air. Makan es krim melulu tambah haus, malah.
- Menghindari Mini Bar saat menginap di hotel amat penting. Selain karena harganya yang relatif lebih mahal, kadang saya menemukan cemilan yang sudah kadaluarsa. Memang kualitas Mini Bar antara sebuah resort bintang 5 dengan hotel kelas melati jauh berbeda, namun yang namanya human error tuh nggak mengenal kelas. Bagi saya mending (agak) lapar dan bisa lihat-lihat pemandangan daripada nginep di klinik mewah di Amerika. Lagipula ngapain ambil di Mini Bar kalau di Resort bintang 5?!Bukankah lebih baik keluar kamar untuk menikmati pemandangan di Outdoor Bar?!—hestegTipsBuatSingles LOL
- Minum multi vitamin terutama vitamin C juga maha penting! Usahakan minum sebelum melakukan aktivitas. Sakit dalam perjalanan itu pengalaman yang paling merepotkan (dan mahal!).
Leave a Reply